Saturday, September 6, 2008

Ramadan Bulan Mulia‏

Rukun Puasa

"... dan makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar, kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai alam...( AL-Baqarah : 187).
"Adiy bin Hatim berkata : Ketika turun ayat ; artinya (...hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam...), lalu aku mengambil seutas benang hitam dan seutas benang putih, lalu kedua utas benang itu akau simpan dibawah bantalku. Maka pada waktu malam saya amati, tetapi tidak tampak jelas, maka saya pergi menemui Rasulullah saw. dan saya ceritakan hal ini kepada beliau. Beliapun bersabda: Yang dimaksud adalah gelapnya malam dan terangnya siang (fajar). " ( H.R. Bukhary Muslim).
"Allah Ta'ala berfirman : " Dan tidaklah mereka disuruh, kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlashkan ketaatan untukNya " ( Al-Bayyinah :5)
"Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya semua amal itu harus dengan niat, dan setiap orang mendapat balasan sesuai dengan apa yang diniatkan." ( H.R Bukhary dan Muslim).
"Diriwayatkan dari Hafshah , ia berkata : Telah bersabda Nabi saw. : Barangsiapa yang tidak beniat (puasa Ramadhan) sejak malam, maka tidak ada puasa baginya ." (HR. Abu Dawud) Hadits Shahih.

KESIMPULAN:Keterangan ayat dan hadit di atas memberi pelajaran kepada kita bahawa rukun puasa Ramadhan adalah sebagai - berikut :

Berniat sejak malam hari ( dalil 3,4 dan 5).
Menahan makan, minum, koitus (Jima') dengan istri di siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari ( Maghrib), ( dalil 1 dan 2).



Adab-adab puasa Ramadan

Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab r.a. telah bersabda Rasulullah saw: Apabila malam sudah tiba dari arah sini dan siang telah pergi dari arah sini, sedang matahari sudah terbenam, maka orang yang puasa bolehberbuka.(H.R.: Al-Bukhary dan Muslim)
Diriwayatkan dari Sahal bin Sa?ad: Sesungguhnya Nabi s.a.w. telah bersabda: Manusia (ummat Islam) masih dalam keadaan baik selama mentakjilkan (menyegerakan) berbuka. ( H.R.: Al-Bukhary dan Muslim)
Diriwayatakan dari Anas r.a., ia berkata: Rasulullah s.a.w. berbuka dengan makan beberapa ruthaab (kurma basah) sebelum solat, kalau tidak ada maka dengan kurma kering, kalau tidak ada maka dengan meneguk air beberapa teguk. (H.R.: Abu Daud dan Al-Hakiem)
Diriwayatkan dari Salman bin Amir, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Apabila salah seorang diantara kamu puasa hendaklah berbuka dengan kurma, bila tidak ada kurma hendaklah dengan air, sesungguhnya air itu bersih. ( H.R : Ahmad dan At-Tirmidzi)
Diriwayatkan dari Ibnu Umar : Adalah Nabi saw. selesai berbuka Beliau berdo'a (artinya) telah pergi rasa haus dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap ada Insya Allah. ( H.R : Ad-Daaruquthni dan Abu Daud hadits hasan)
Diriwayatkan dari Anas, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw: Apabila makan malam telah disediakan, maka mulailah makan sebelum shalat Maghrib, janganlah mendahulukan shalat daripada makan malam itu ( yangsudah terhidang ). ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra: Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda : Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya makan sahur itu berkah. (H.R : Al-Bukhary )
Diriwayatkan dari Al-Miqdam bin Ma'di Yaqrib, dari Nabi saw. bersabda : Hendaklah kamu semua makan sahur, karena sahur adalah makanan yang penuh berkah. ( H.R : An-Nasa'i )
Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit t berkata : Kami bersahur bersama Rasulullah saw. kemudian kami bangkit untuk menunaikan shalat ( Shubuh ). saya berkata : Berapa saat jarak antara keduanya ( antara waktu sahurdan waktu Shubuh )?Ia berkata : Selama orang membaca lima puluh ayat. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
Diriwayatkan dari Amru bin Maimun, ia berkata : Adalah para sahabat Muhammad saw. adalah orang yang paling menyegerakan berbuka dan melambatkan makan sahur. ( H.R : Al-Baihaqi )
Telah bersabda Rasulullah saw: Apabila salah seorang diantara kamu mendengar adzan dan piring masih di tangannya janganlah diletakkan hendaklah ia menyelesaikan hajatnya ( makan/minum sahur ) daripadanya. (H.R : Ahmad dan Abu Daud dan Al-Hakiem )
Diriwayatkan dari Abu Usamah ra. ia berkata : Shalat telah di'iqamahkan, sedang segelas minuman masih di tangan Umar ra. beliau bertanya : Apakah ini boleh saya minum wahai Rasulullah ? Beliau r.a menjawab : ya, lalu ia meminumnya. ( H.R Ibnu Jarir )
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya, dan Jibril menemuinya pada setiapmalam pada bulan Ramadhan untuk mentadaruskan beliau saw. al-qur'an dan benar-benar Rasulullah saw. lebih dermawan tentang kebajikan( cepat berbuat kebaikan ) daripada angin yang dikirim.(HR Al-Bukhary )
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata : Adalah Rasulullah saw. menggalakkan qiyamullail (shalat malam ) di bulan Ramadhan tanpa memerintahkan secara wajib, maka beliau bersabda : Barang siapa yangshalat malam di bulan Ramadhan karena beriman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni baginya dosanya yang telah lalu. ( H.R : Jama'ah )
Diriwayatkan dari Aisyah ra. Sesungguhnya Nabi saw. apabila memasuki sepuluh hari terakhir ( bulan Ramadhan ) beliau benar-benar menghidupkan malam (untuk beribadah ) dan membangunkan istrinya ( agar beribadah ) dengan mengencangkan ikatan sarungnya (tidak mengumpuli istrinya ).( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata : Adalah Nabi saw. bersungguh-sungguh shalat malam pada sepuluh hari terakhir ( di bulan Ramadhan ) tidak seperti kesungguhannya dalam bulan selainnya. ( H.R : Muslim )
Diriwayatkan dari Abu salamah din Abdur Rahman, sesungguhnya ia telah bertanya kepada Aisyah ra: Bagaimana shalat malamnya Rasulullah saw di bulan Ramadhan ? maka ia menjawab : Rasulullah saw tidak pernah shalat malam lebih dari sebelas raka'at baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya, caranya : Beliau shalat empat raka'at jangan tanya baik danpanjangnya, kemudian shalat lagi empat raka'at jangan ditanya baik dan panjangnya, kemudian shalat tiga raka?at. ( H.R : Al-Bukhary,Muslim dan lainnya )
Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. apabila bangun shalat malam, beliau membuka dengan shalat dua raka'at yang ringan, kemudian shalat delapan raka'at, kemudian shalat witir. ( H.R : Muslim )
Diriwayatkan dari Ibnu Umar ia berkata : Ada seorang laki-laki berdiri lalu ia berkata : Wahai Rasulullah bagaimana cara shalat malam ? Maka Rasulullah r. menjawab : Shalat malam itu dua raka'at dua raka'at. Apabila kamu khawatir masuk shalat Shubuh, maka berwitirlah satu raka'at. ( H.R : Jama'ah )
Dari Aisyah ra. ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw shalat di masjid, lalu para sahabat shalat sesuai dengan shalat beliau ( bermakmum di belakang ), lalu beliau shalat pada malam kedua dan para sahabatbermakmum dibelakangnya bertambah banyak, kemudian pada malam yang ketiga atau yang keempat mereka berkumpul, maka Rasulullah saw tidak keluar mengimami mereka. Setelah pagi hari beliau bersabda : Saya telah tahu apa yang kalian perbuat, tidak ada yang menghalangi aku untuk keluar kepada kalian ( untuk mengimami shalat ) melainkan aku khawatir shalat malamini difardhukan atas kalian. Ini terjadi pada bulan Ramadhan. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
Dari Ubay bin Ka'ab t. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. shalat witir dengan membaca : Sabihisma Rabbikal A'la )dan ( Qul ya ayyuhal kafirun) dan (Qulhu wallahu ahad ). ( H.R : Ahmad, Abu Daud, Annasa'i dan Ibnu Majah )
Diriwayatkan dari Hasan bin Ali t. ia berkata : Rasulullah saw. telah mengajarkan kepadaku beberapa kata yang aku baca dalam qunut witir : ( artinya ) Ya Allah berilah aku petunjuk beserta orang-orang yang telah engkau beri petunjuk, berilah aku kesehatan yang sempurna beserta orang yang telah engkau beri kesehatan yang sempurna, pimpinlah aku beserta orangyang telah Engkau pimpin, Berkatilah untukku apa yang telah Engkau berikan, peliharalah aku dari apa yang telah Engkau tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang memutuskan dan tiada yang dapat memutuskan atasEngkau, bahwa tidak akan hina siapa saja yang telah Engkau pimpin dan tidak akan mulia siapa saja yang Engkau musuhi. Maha agung Engkau wahai Rabb kami dan Maha Tinggi Engkau. ( H.R : Ahmad, Abu Daud, Annasa'i,At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda : Barang siapa yang shalat malam menepati lailatul qadar, maka diampuni dosanya yang telah lalu. ( H.R : Jama'ah )
Diriwayatkan dari Aisyah ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda : berusahalah untuk mencari lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir. (H.R : Muslim )
Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia berkata : Dinampakkan dalam mimpi seorang laki-laki bahwa lailatul qadar pada malam kedua puluh tujuh, makaRasulullah saw. bersabda : Sayapun bermimpi seperti mimpimu, ( ditampakkan pada sepuluh malam terakhir, maka carilah ia ( lailatul qadar ) pada malam-malam ganjil. ( H.R : Muslim )
Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Saya berkata kepada Rasulullah saw. Ya Rasulullah, bagaimana pendapat tuan bila saya mengetahui lailatul qadar,apa yang saya harus baca pada malam itu ? Beliau bersabda : Bacalah ( artinya ) Yaa Allah sesungguhnya Engkau maha pemberi ampun, Engkau suka kepada keampunan maka ampunilah daku. (H.R : At-Tirmidzi dan Ahmad )
Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw mengamalkan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan sampai beliau diwafatkan oleh Allah Azza wa Jalla. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. apabila hendak beri'tikaf, beliau shalat shubuh kemudian memasuki tempati'tikafnya.......... ( H.R :Jama'ah kecuali At-Tirmidzi )
Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. apabila beri'tikaf , beliau mendekatkan kepalanya kepadaku, maka aku menyisirnya, dan adalah beliau tidak masuk ke rumah kecuali karena untuk memenuhi hajat manusia ( buang air, mandi dll... ) ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
Allah ta'ala berfirman : ( artinya ) Janganlah kalian mencampuri mereka( istri-istri kalian ) sedang kalian dalam keadaan i'tikaf dalam masjid. Itulah batas-batas ketentuan Allah, maka jangan di dekati... ( Al- aqarah : 187 )
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw: Setiap amal anak bani Adam adalah untuknya kecuali puasa, ia adalah untukku dan aku yang memberikan pahala dengannya. Dan sesungguhnya puasa itu adalah benteng pertahanan, pada hari ketika kamu puasa janganlah berbuat keji , jangan berteriak-teriak ( pertengkaran ), apabila seorang memakinya sedang ia puasa maka hendaklah ia katakan :" sesungguhnya saya sedang puasa" . Demi jiwa Muhammad yang ada di tanganNya sungguh bau busuknya mulut orang yang sedang puasa itu lebih wangi disisi Allah pada hari kiamat daripada kasturi. Dan bagi orang yang puasa ada dua kegembiraan, apabila ia berbuka ia gembira dengan bukanya dan apabila ia berjumpa dengan Rabbnya ia gembira karena puasanya. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan amalan kebohongan, maka tidak ada bagi Allah hajat ( untuk menerima ) dalam hal ia meninggalkan makan dan minumnya. ( H.R: Jama'ah Kecuali Muslim ) Maksudnya Allah tidak merasa perlu memberi pahala puasanya.
Bahwa sesungguhnya Nabi saw. bersabda kepada seorang wanita Anshar yang sering di panggil Ummu Sinan : Apa yang menghalangimu untuk melakukan haji bersama kami ? Ia menjawab : Keledai yang ada pada kami yang satu dipakai oleh ayahnya si fulan (suaminya ) untuk berhaji bersama anaknya sedang yang lain di pakai untuk memberi minum anak-anak kami. Nabi pun bersabda lagi : Umrah di bulan Ramadhan sama dengan mengerjakan haji atau haji bersamaku. ( H.R : Muslim)
Rasulullah sw. bersabda : Apabila datang bulan Ramadhan kerjakanlah umrah karena umrah di dalamnya (bulan Ramadhan ) setingkat dengan haji. ( H.R : Muslim)

KESIMPULANAyat dan hadits-hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa dalam mengamalkan puasa Ramadhan kita perlu melaksanakan adab-adab sbb :

Berbuka apabila sudah masuk waktu Maghrib. ( dalil : 6 ) Sunnah berbuka adalah sbb :

Disegerakan yakni sebelum melaksanakan shalat Maghrib dengan makanan yang ringan seperti kurma, air saja, setelah itu baru melaksanakan shalat. ( dalil : 2,3 dan 4 )
Tetapi apabila makan malam sudah dihidangkan, maka terus dimakan, jangan shalat dahulu. ( dalil : 6 )
Setelah berbuka berdo'a dengan do'a sbb : Artinya : Telah hilang rasa haus, dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap wujud insya Allah. ( dalil : 5 )

Makan sahur. ( dalil : 7 dan 8 ) Adab-adab sahur :

Dilambatkan sampai akhir malam mendekati Shubuh. (dalil 9 dan 10 )Apabila pada tengah makan atau minum sahur lalu mendengar adzan Shubuh, maka sahur boleh diteruskan sampai selesai, tidak perlu dihentikan di tengah sahur karena sudah masuk waktu Shubuh. ( dalil 11 dan 12 ) * Imsak tidak ada sunnahnya dan tidak pernah diamalkan pada zaman sahabat maupun tabi'in.


Lebih bersifat dermawan (banyak memberi, banyak bershadaqah, banyak menolong) dan banyak membaca al-qur'an ( dalil : 13 )
Menegakkan shalat malam / shalat Tarawih dengan berjama'ah. Dan shalat Tarawih ini lebih digiatkan lagi pada sepuluh malam terakhir( 20 hb. sampai akhir Ramadhan). (dalil : 14,15 dan 16 ) Cara shalat Tarawihadalah :

Dengan berjama'ah. ( dalil : 19 )
Tidak lebih dari sebelas raka'at yakni salam tiap dua raka'at dikerjakan empat kali, atau salam tiap empat raka'at dikerjakan dua kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at. ( dalil : 17 )
Dibuka dengan dua raka'at yang ringan. ( dalil : 18 )
Bacaan dalam witir : Raka'at pertama : Sabihisma Rabbika. Roka't kedua : Qul yaa ayyuhal kafirun. Raka'at ketiga : Qulhuwallahu ahad. ( dalil : 21 )
Membaca do'a qunut dalam shalat witir. ( dalil 22 )


Berusaha menepati lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir, terutama pada malam-malam ganjil. Bila dirasakan menepati lailatul qadar hendaklah lebih giat beribadah dan membaca : Yaa Allah Engkaulah pengampun, suka kepada keampunan maka ampunilah aku. ( dalil : 25 dan 26 )
Mengerjakan i'tikaf pada sepuluh malam terakhir. (dalil : 27 ) Cara i'tikaf :

Setelah shalat Shubuh lalu masuk ke tempat i'tikaf di masjid. ( dalil 28 )
Tidak keluar dari tempat i'tikaf kecuali ada keperluan yang mendesak. ( dalil : 29 )
Tidak mencampuri istri dimasa i'tikaf. ( dalil : 30)


Mengerjakan umrah. ( dalil : 33 dan 34 )
Menjauhi perkataan dan perbuatan keji dan menjauhi pertengkaran. (dalil : 31 dan 32 )



Amalan Dalam Bulan Ramadan


PAGI

Solat sunat Subuh dan fardu Subuh, kemudian wirid biasa serta doa sesudahnya
Zikir

La Ilahaillahllah (sebanyak-banyaknya)
Allahu Akbar - Seratus kali sebelum naik matahari (tiada Tuhan melainkan Allah)
Tiada Tuhan melainkan Allah, Muhammad itu Rasullullah, pada setiap saat dan nafas sebanyak bilangan luasnya ilmu Allah)
Tiada Tuhan melainkan Allah yang berkuasa memerintah yang sebenarnya lagi nyata)


TASBIH: (100 kali dikurniakan sepuluh ribu kebajika, dihapuskan sepuluh ribu kejahatan, diangkat sepuluh ribu darjat) (Maha suci Allah dan segala pujian bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah , Allah Maha Besar, tiada suatu daya dan kekuatan melainkan dengan Allah yang maha tinggi lagi maha agung)

SELAWAT : Sekurang-kurangnya 10 atau 100 kali
SOLAT SUNAT

Solat sunat Isyraq
Solat sunat Dhuha
Solat sunat Tasbih dan
Membaca al-Quran
Membaca doa taubat `Akasyah (memohon keampunan taubat dosa-dosa besar)


TENGAH HARISolat sunat Zuhur - Fardhu Zuhur - Sunat Zuhur serta doa
ISTIGHFAR:(a) 70 kali/100 kali) (Aku memohon keampunan Allah dan aku bertaubat kepadNya)(b) (70/100 kali: Pohon keampunan ibu bapa) (yang bermaksud: Tuhanku,ampunilah bagiku bagi dua ibubapaku dan rahmatilah keduanya sebagaimana mereka telah mendidik aku ketika kecil.(c) (25 kali:wasiat Nabi kepada Saiyidina Ali supaya dikasihi Allah (Aku memohon keampunan kepada Allah yang maha agung bagiku dan bagi dua ibu bapaku dan bagi sekalian muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat (lelaki dan perempuan) hidup dan mati)
PETANG1. Solat Sunat Asar - Fardhu Asar - wirid/doa2. Zikir (sebanyak yang boleh) Tiada Tuhan melainkan Allah3.Tasbih yang bermasksud:(a) Maha Suci Allah yang maha Tinggi(b) (100 kali) dikasihi Tuhan dan berat timbangannya di akhirat. (Maha suci Allah yang maha agung)4. Bertakbir (100 kali) amanah Nabi kepada Sayidina Ali sesudah senbahyang asar sebelum tenggelam matahari - setiap hari5.Selawat: (10/100 kali)
MAGHRIB:

berbuka puasa - solat Maghrib dan sunat Maghrib
solat sunat Awwabin
membaca (50 atau 100 kali) menjadi pengadang dunia dan akhirat. (tiada suatu kekuatan melainkan dengan Allah yang maha agung)

ISYAK:

Solat sunat Isyak, fardu Isyak, sunat Isyak
Solat sunat Terawih, sunat witir
membaca al-Quran

TENGAH MALAMJam 12 malam atau 3.00 pagi hingga fajar Subuh

Solat sunat wuduk
Solat sunat Tahajud (dua atau empat atau enam atau lapan atau 12 rakaat) dan berdoa
Solat sunat Hajat (memohon sesuatu hajat dan berdoa)
Berzikir (di dalam hati nurani/ingatan sebanyak-banyaknya).
Tasbih Istighfar (100 kali/70 kali). (Maha Suci Allah dan dengan segela kepujianNya maka suci Allah yang Maha Agung, aki mohon keampunan kepada Allah Yang Maha Agung dan aku bertaubat kepadaNya).
Membaca tasbih dan zikir majmuk (sebanyak 100 kali). (Maha suci Allah dan segala kepujian bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Agung, tiadasuatu daya dan kekuatan melainkan dengan Allah). Setelah masuk waktu Subuh dan setelah azan Subuh, solat sunat Subuh/fajar dua rakaat, sebelum solat Subuh (antara azan dan solat fardu Subuh). Bacalah istighfar tabih 100 kali dan kemudian berdoa, kerana ini termasuk waktu mustajab doa - antara azan Subuh dengan solat Subuh, iaitu bermaksud: bertasbih dan mohon keampunan (jika sempat waktunya). (Maha suci Allah dengan segala kepujiannya, maha suci Allah yang maha agung aku memohon keampunan kepada Allah yang maha Agung dan aku bertaubah kepada-Nya)

BERSEDEKAH:Bersedekah setiap hari pada bulan Ramadan tinggi pahalanya kerana kelebihan dan kemuliaan bulan Ramadan.
Bersedekah pada bulan Ramadan menutup kesalahan puasa, diampunkan dosa , berlipat ganda pahalanya.
Dicurahkan rahmat Allah, dijauhkan dari azab neraka, didekatkan ke syurga, terjauh dari bala.


Keutamaan bulan Ramadan dan keutamaan beramal di dalamnya


Artinya : Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda : Ketika datang bulan Ramadan: Sungguh telah datang kepadamu bulan yang penuh berkat, diwajibkan atas kamu untuk puasa, dalam bulan ini pintu Jannah dibuka, pintu Neraka ditutup, Setan- Setan dibelenggu. Dalam bulan ini ada suatu malam yang nilanya sama dengan seribu bulan, maka barangsiapa diharamkan kebaikannya (tidak beramal baik didalamnya), sungguh telah diharamkan (tidak mendapat kebaikan di bulan lain seperti di bulan ini). ( HR. Ahmad, Nasai dan Baihaqy. Hadits Shahih Ligwahairihi).
"Diriwayatkan dari Urfujah, ia berkata : Aku berada di tempat 'Uqbah bin Furqad, maka masuklah ke tempat kami seorang dari Sahabat Nabi saw. ketika Utbah melihatnya ia merasa takut padanya, maka ia diam. ia berkata: maka ia menerangkan tentang puasa Ramadan ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda tentang bulan Ramadan: Di bulan Ramadan ditutup seluruh pintu Neraka, dibuka seluruh pintu Jannah, dan dalam bulan ini Setan dibelenggu. Selanjutnya ia berkata : Dan dalam bulan ini ada malaikat yang selalu menyeru : Wahai orang yang selalu mencari/ beramal kebaikan bergembiralah anda, dan wahai orang-orang yang mencari/berbuat kejelekan berhentilah ( dari perbuatan jahat) . Seruan ini terus didengungkan sampai akhir bulan Ramadan." (Riwayat Ahmad dan Nasai )
" Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. Sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Solat lima waktu, solat Jum'at sampai solat Jum'at berikutnya, puasa Ramadan sampai puasa Ramadaan berikutnya, adalah menutup dosa-dosa (kecil) yang diperbuat diantara keduanya, bila dosa-dosa besar dijauhi." ( H.R.Muslim)
"Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda: puasa dan Qur'an itu memintakan syafa?at seseorang hamba di hari Kiamat nanti. puasa berkata : Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafa'at baginya. Dan berkata pula AL-Qur'an : Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari ( karena membacaku ), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memmintakan syafaat." ( H.R. Ahmad, Hadits Hasan).
"Diriwayatkan dari Sahal bin Sa'ad : Sesungguhnya Nabi saw telah bersabda : bahwa sesungguhnya bagi Jannah itu ada sebuah pintu yang disebut " Rayyaan". Pada hari kiamat dikatakan : Dimana orang yang puasa? ( untuk masuk Jannah melalui pintu itu), jika yang terakhir diantara mereka sudah memasuki pintu itu, maka ditutuplah pintu itu." (HR. Bukhary Muslim).
Rasulullah saw. bersabda : Barangsiapa puasa Ramadhan karena beriman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu dan yang sekarang ( HR.Bukhary Muslim).

KESIMPULAN :Kesemua Hadits di atas memberi pelajaran kepada kita, tentang keutamaan bulan Ramadhan dan keutamaan beramal didalamnya, diantaranya :

Bulan Ramadhan adalah:

Bulan yang penuh Barakah.
Pada bulan ini pintu Jannah dibuka dan pintu neraka ditutup.
Pada bulan ini Setan-Setan dibelenggu.
Dalam bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal didalamnya lebih baik daripada beramal seribu bulan di bulan lain, yakni malam LAILATUL QADR.
Pada bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang berbuat baik agar bergembira dan yang berbuat ma'shiyat agar menahan diri. (dalil 1 & 2).


Keutamaan beramal di bulan Ramadhan antara lain :

Amal itu dapat menutup dosa-dosa kecil antara setelah Ramadhan yang lewat sampai dengan Ramadhan berikutnya.
Menjadikan bulan Ramadhan memintakan syafaa't.
Khusus bagi yang puasa disediakan pintu khusus yang bernama Rayyaan untuk memasuki Jannah. ( dalil 3, 4, 5 dan 6).




Kepalsuan hadis kelebihan Tarawih


Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang
Puji-pujian bagi Allah Subhanahu wata'ala, selawat dan salam keatas junjungan kita Nabi Muhammad Sallaahu 'alaihi wasallam serta para sahabatnya.
SEJAK beberapa tahun kebelakangan ini satu hadis tentang kelebihan Tarawih pada malam-malam Ramadan telah tersebar dengan meluas sekali. Media elektronik, cetak serta media massa lain turut memainkan peranan menyebarkannya melalui akhbar, dairi Islam, TV, radio, risalah dan lain-lain dengan harapan semoga mereka mendapat saham dalam usaha menggalakkan umat Islam supaya rajin beramal ibadat, terutamanya dalam bulan yang diberkati itu. Hadis yang dimaksudkan itu ialah satu hadis yang agak panjang kononnya diriwayatkan oleh Sayyidina Ali r.a. yang sebahagian darinya adalah seperti berikut,
Diriwayatkan oleh Sayyidina Ali bahawa Rasulullah s.a.w. telah bersabda berkenaan dengan fadilat sembahyang Tarawih pada bulan Ramadan antaranya:

Malam Pertama: Keluar dosa-dosa orang mukmin pada malam pertama seperti mana dia baru dilahirkan (mendapat keampunan dari Allah Taala).
Malam Keempat: Mendapat pahala sebagaimana pahala orang-orang yang membaca kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran.
Malam Keenam: Allah kurniakan pahala kepadanya pahala malaikat-malaikat yang tawaf di Baitul-Ma`mur (sebanyak 70 ribu malaikat sekali tawaf), serta setiap batu-batu dan tanah akan mendoakan supaya Allah mengampuni dosa-dosa orang yang mengerjakan sembahyang tarawih pada malam ini.
Malam Ketujuh: Seolah-olah dia dapat bertemu serta menolong Nabi Musa A.S. menentang musuh ketatnya Firaun dan Haman.
Malam Kelapan: Allah mengurniakan pahala orang sembahyang tarawih sepertimana yang telah dikurniakan kepada Nabi Ibrahim A.S.
Malam kesembilan: Allah kurniakan pahala dan dinaikkan mutu ibadat hambanya seperti Nabi Muhammad S.A.W.
Dan kelebihan-kelebihan seterusnya sehingga sampai kemalam yang ke-tiga puluh

Namun begitu setelah diajukan pertanyaan kepada beberapa tokoh agama tanah air mengenai kedudukan hadis ini, dari manakah ianya diambil, semuanya tidak dapat memberikan penjelasan. Dan setelah diteliti dalam kitab induk hadis seperti Sunan Sittah dan lain-lain kitab hadis lagi, ianya tidak ditemui. Begitu juga dalam kitab-kitab hadis palsu (maudhu`aat) sendiri pun tidak didapati hadis ini. Ini menunjukkan bahawa hadis ini merupakan satu hadis yang baru diada-adakan sehingga ulama-ulama hadis dahulu yang menulis tentang hadis maudhu` pun tidak mengetahui akan wujudnya hadis ini. Kita tidak menafikan kelebihan sembahyang Tarawih dan kedudukannya dalam sunnah. Namun begitu kita tidak mahu umat Islam tertipu dengan berbagai-bagai janji palsu yang menyebabkan umat Islam mengerjakan amalan kebaikan dengan mengharapkan sesuatu yang sebenarnya tidak akan diperolehinya. Dengan tersebarnya hadis-hadis palsu seumpama ini juga akan mencemarkan kesucian hadis Rasulullah s.a.w. yang dipelihara dengan dengan begitu baik oleh ulama kita dahulu.
Rasulullah S.A.W. telah pun memberikan amaran terhadap orang-orang yang mengadakan pendustaan atas namanya dengan ancaman yang berat sebagaimana sabdanya: Barang siapa sengaja mengadakan dusta atas namaku maka hendaklah dia menyediakan tempatnya dalam neraka. (Bukhori, Muslim)
Hadis ini diriwayatkan dengan banyak sekali sehingga sampai keperingkat Mutawatir. Ancaman ini merangkumi segala jenis pendustaan keatas Nabi S.A.W. sama ada dengan maksud memberi galakan supaya rajin beramal ibadat ataupun ancaman supaya menjauhi segala larangan Allah (targhib dan tarhib).
Mulla Ali Qari dalam Al-Asrarul-Marfu'ah selepas membawakan lebih dari seratus riwayat hadis mengenai pendustaan atas nama Nabi Muhammad s.a.w. menukilkan kata-kata Imam Nawawi dalam syarah Muslim. Kata Imam Nawawi: Haram meriwayatkan sesuatu hadis palsu (maudhu`) bagi orang yang mengetahui bahawa hadis itu maudhu` atau dia hanya menyangka hadis ini maudhu`. Siapa yang menceritakan hadis yang dia tahu atau dia sangka bahawa ianya maudhu` serta dia tidak menerangkan keadaannya maka dia termasuk dalam ancaman ini. Katanya lagi, tidak ada perbezaan dalam pengharaman pendustaan atas Nabi Muhammad s.a.w. di antara hadis tentang hukum-hukum dan hadis yang bukan berkenaan dengan hukum seperti hadis yang mengandungi dorongan serta galakan beramal ibadat, hadis-hadis nasihat dan lain-lain. Semuanya haram termasuk dalam sebesar-besar dosa dan sejelek-jelek perkara dengan ijmak ulamak Islam? seterusnya dia berkata: Ulama sudahpun sepakat mengenai haram berdusta atas nama orang-orang biasa. Bagaimana pula dengan orang yang kata-katanya adalah syariat, kalamnya adalah wahyu dan berdusta atasnya adalah pendustaan atas Allah juga. Firman Allah bermaksud: Tidaklah dia mengucapkan mengikut kemahuan hawa nafsunya. Apa yang diucapkan tidak lain melainkan wahyu yang diwahyukan. (An-Najm: 3-4).
Di dalam hadis tersebut nampaknya ada galakan supaya umat Islam rajin untuk melakukan amalan Tarawih dalam bulan Ramadan seperti kita sering dapati hadis ancaman terhadap orang yang meninggalkan sembahyang yang sebenarnya hadis itu pun direka atas nama nabi Muhammad s.a.w. seperti contoh satu hadis yang sebahagian darinya berbunyi: Jika seseorang itu meninggalkan sembahyang Zuhur dosanya adalah seperti dia berzina dengan ibunya sendiri. Jika dia meninggalkan sembahyang Asar dosanya adalah seperti meruntuhkan Kaabah.
Adakah tidak cukup dengan janji ganjaran dari Allah bagi orang yang menghidupkan malam Ramadan yang terdapat dalam kitab hadis shahih contohnya hadis yang bermaksud: Sesiapa yang menghidupkan malam Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ganjaran dari Allah diampunkan dosa-dosanya yang lalu. (Al-Bukhari)
Dan adakah tidak cukup dengan ancaman terhadap orang yang meninggalkan sembahyang yang terdapat dalam al-Quran antaranya firman Allah yang bermaksud: Apakah yang menyebabkan kamu dimasukkan ke dalam neraka saqar? Mereka menjawab: Kami dahulu termasuk orang yang tidak mengerjakan sembahyang. (Al-Muddatsir)
Sebenarnya bagi mereka yang suka menghidupkan malam Ramadan tidak mesti dengan adanya hadis rekaan yang seperti ini mereka akan bersungguh-sungguh dalam menghidupkan amalan Tarawih ini. Dan orang yang malas bersembahyang bawalah hadis yang bagaimana teruk sekalipun seksaannya, namun mereka tetap tidak mahu mengerjakannya.
Antara ciri-ciri hadis maudhu`(rekaan) dari segi zahirnya selain dari meneliti sanad perawinya ialah

Kelebihan yang disebutkan menyamai atau mengatasi kelebihan yang terdapat pada para sahabat nabi kita Muhammad s.a.w. atau orang yang berjuang bersama dengan nabi yang lain apatah lagi untuk menyamai atau mengatasi kedudukan nabi-nabi kerana umat yang datang kemudian walaupun setinggi-tinggi wali sekalipun tidak akan dapat mengatasi atau menyamai kedudukan sekecil-kecil sahabat apatah lagi untuk menyamai kedudukan seorang nabi.
Kelebihan yang terdapat didalamnya tidak sepadan dengan amalan yang dilakukan sedangkan ia menyalahi apa yang terdapat dalam syariat sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an dan hadis-hadis sahih.
Kandungannya serta ertinya rapuh, tidak menyerupai kalam Nabi Muhammad s.a.w. dan lafaznya tidak sesuai keluar dari mulut Nabi seperti yang terdapat dalam hadis-hadis sahih.
Dalam sesetengah risalah yang terdapat hadis ini, ianya dimulai dengan "Ya Ali" sedangkan ulama hadis sudah mengatakan bahawa hadis yang dimulai dengan kata-kata ini hanya dua atau tiga sahaja yang sahih. Yang lainnya palsu.

Oleh itu umat Islam sekalian, terutamanya pihak seperti institusi agama di peringkat negeri dan pusat, sepatutnya prihatin terhadap perkara seperti ini demi menjaga kesucian hadis Rasul yang menjadi pegangan Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Umat Islam janganlah mudah tertipu dengan dakyah palsu yang dikaitkan dengan Rasulullah sedangkan ianya tidak ada hubungan langsung dengan Rasulullah s.a.w. Janganlah sampai masyarakat kita melakukan sesuatu amalan dengan harapan akan mendapat pahala sedangkan sebaliknya dosa besar pula yang diperolehi dengan menyebarkan dan seterusnya beramal dengan hadis-hadis palsu seperti ini.
SELAMAT BERPUASA DAN BERIBADAT MENGIKUT SUNNAH RASULULLAH S.A.W.


Lailatul Qadar tanda manusia dikasihi Allah


Oleh Engku Ahmad Zaki Engku Alwi
SALAH satu keagungan, keistimewaan dan kemuliaan Ramadan ialah satu malam penuh berkat yang lebih baik daripada seribu bulan.
Malam yang hanya muncul pada 10 hari terakhir Ramadan itu lebih dikenali sebagai Lailatul Qadar.
Rasulullah (SAW) sendiri memohon kepada Allah agar malam bersejarah yang penuh hikmah itu menemuinya.
Dalam hal ini, Rasulullah (SAW) pernah bersabda bermaksud: ?Sesungguhnya bulan ini (Ramadan) datang kepada kamu, dalamnya ada malam di mana amalan ibadat yang dilakukan pada malam itu lebih baik dan lebih besar ganjarannya daripada amalan selama seribu bulan. Sesiapa yang kehilangan malam itu, sesungguhnya dia kehilangan semua kebaikan. Dan tidak akan kehilangan semua perkara itu, kecuali orang yang diharamkan (tidak mendapat petunjuk) daripada Allah. ? (Hadis riwayat Ibnu Majah)
Dalam satu hadis lain, Rasulullah (SAW) bersabda maksudnya: ?Sesiapa yang beribadah pada Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan pengharapan kepada keredaan Ilahi, nescaya dia akan diampuni segala dosanya yang lampau.? ? (Hadis riwayat Muslim )
Keistimewaan Lailatul Qadar diserikan lagi penurunan wahyu al-Quran untuk pertama kalinya kepada Rasulullah sewaktu baginda berada di Gua Hira. Selepas itu al-Quran mula diturunkan secara berperingkat-peringkat dan beransur-ansur selama lebih kurang 23 tahun iaitu 13 tahun di Makkah dan 10 tahun lagi di Madinah al-Munawwarah. Peristiwa bersejarah penurunan al-Quran diabadikan Allah dalam helaian al-Quran.
Antaranya firman Allah bermaksud: ?Sesungguhnya Kami menurunkan (al-Quran) ini pada Lailatul Qadar. Dan apa jalannya kamu dapat mengetahui apa dia kebesaran Lailatul Qadar? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka kerana membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun berikut). Sejahteralah malam (yang berkat itu) hingga terbit fajar.? (Surah al-Qadr, ayat 1-5).
Jelas daripada mafhum ayat suci di atas bahawa Lailatul Qadar akan muncul pada setiap Ramadan sebagai anugerah Ilahi dan rahmat Allah yang hanya dikhususkan kepada umat Nabi Muhammad.
Malam yang penuh bersejarah itu dinilai sebagai malam yang lebih baik dan lebih banyak ganjarannya daripada seribu bulan .
Ulama bersepakat bahawa Lailatul Qadar berlaku pada Ramadan.
Begitu juga mereka bersepakat malam itu berlaku pada 10 malam terakhir Ramadan.
Namun mereka berselisih pendapat mengenai malam ke berapa daripada 10 malam terakhir itu. Pendapat yang masyhur menyatakan bahawa Lailatul Qadar berlaku pada malam ke-27 Ramadan. Sehubungan itu, Rasulullah pernah bersabda yang maksudnya: ?Barang siapa yang ingin mendapatkan Lailatul Qadar, dia hendaklah mencari pada malam ke-27.? ? (Hadis riwayat Ahmad)
Ada juga riwayat lain yang mengatakan malam mulia itu berlaku pada malam-malam ganjil 10 hari terakhir.
Walau apapun harinya, yang pentingnya pada malam itu Allah menurunkan rahmat, limpahan kurnia dan keampunan-Nya kepada hamba-Nya yang melaksanakan ibadat puasa dengan penuh keimanan.
Kelebihan Lailatul Qadar tentu tidak akan dianugerahkan kepada sebarangan orang dan tidak pula diberikan kepada orang yang ibadahnya hanya pada malam tertentu saja dalam Ramadan.
Akan tetapi fadilat malam mulia itu akan menyinari orang yang benar-benar ikhlas, khusyuk dan istiqamah dalam mempertahankan nilai keIslaman dalam setiap tutur kata, peri laku, akhlak, ibadat dan kegiatan sehariannya.
Hadirnya malam penuh berkat itu akan dinantikan dan disambut dengan penuh keyakinan dan keimanannya, sekali gus melayakkan dirinya termasuk dalam kelompok orang yang dilimpahi kenikmatan syurga dan kebahagiaan abadi.
Menurut sejarah Islam, Lailatul Qadar pertama kali menemui Rasulullah (SAW) ketika baginda sedang khusyuk menyendiri di Gua Hira, bermuhasabah dan merenung diri sendiri dan masyarakat sekeliling. Tidak berapa lama kemudiannya, datang al-Ruh al-Amin iaitu malaikat Jibril membawa bersama wahyu Ilahi untuk membimbing baginda sehingga berlakulah perubahan secara menyeluruh dalam setiap detik dan perjalanan hidupnya.
Ia juga membawa perubahan kepada detik dan perjalanan hidup umat manusia sejagat.
Selanjutnya, Lailatul Qadar adalah satu kurniaan Ilahi yang dianugerahkan oleh Allah kepada Rasulullah (SAW) dan umatnya sebagai tanda kasih sayang-Nya dan rahmat-Nya yang menyeluruh.
Justeru, amal kebajikan seseorang hamba Allah pada malam itu adalah lebih baik daripada amal kebajikan yang dilakukan selama seribu bulan. Lebih-lebih lagi, apabila dibanding dengan umur nabi dan umat terdahulu.
Usia baginda dan umatnya adalah pendek.
Contohnya, Nabi Nuh dikurniakan Allah umur selama 950 tahun. Maka, Lailatul Qadar adalah kurniaan sangat besar nilainya bagi umat Nabi Muhammad saw. Ini kerana lamanya waktu seribu bulan apabila dihitung dalam kiraan tahun ialah selama 80 tahun lebih. Tambahan pula, angka itu jauh lebih banyak berbanding dengan umur umat Nabi Muhammad saw yang rata-ratanya dalam sekitar 60 tahun saja.
Kerana keutamaan inilah, Rasulullah (SAW) amat menganjurkan umatnya agar mencari dan seterusnya mendapatkan Lailatul Qadar yang penuh keberkatan.
Dalam hal ini, memadailah Rasulullah (SAW) sebagai model yang menampilkan teladan terpuji untuk diikuti oleh umat Islam seluruhnya dalam menghidupkan malam-malam terakhir Ramadan. Ini dilakukan dengan melaksanakan iktikaf dan membangunkan keluarganya agar lebih meningkatkan amalan ibadat pada malam hari.
Rasulullah (SAW) juga tidak mendekati isteri-isterinya dengan tujuan memperbanyakkan amal ibadat dalam masjid seperti solat Tahajud, solat Witir, solat Tarawih, berzikir kepada Allah serta membaca dan tadarus al-Quran.
Baginda juga sentiasa memanjatkan doa ke hadrat Ilahi. Antara doa yang sering baginda baca ialah doa bermaksud: ?Wahai Tuhan kami! Anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan juga kebajikan di akhirat serta peliharakanlah kami daripada seksaan api neraka yang pedih.?
Doa yang dilafazkan itu bukan sekadar satu permohonan untuk memperoleh kebajikan dunia dan kebajikan akhirat saja, malah untuk memantapkan lagi langkah dan kesungguhan agar dapat meraih kebajikan yang dijanjikan Allah. Ini kerana doa itu sendiri membawa maksud satu permohonan yang penuh tulus dan pengharapan, di samping disusuli dengan usaha melipatgandakan amal ibadat yang mendekatkan diri kepada Allah.
Selain itu, setiap Muslim dianjurkan agar bertaubat dan memohon ampun kepada Allah daripada sebarang kesalahan dan dosa.
Tambahan pula, setiap manusia pada dasarnya tidak akan terlepas daripada kealpaan dan seterusnya melakukan kesalahan yang dilarang Allah.



No comments: